Trending

Wali Kota Ibnu Sina Paparkan Langkah Atasi Stunting di Banjarmasin

REMBUK Stunting Pemko Banjarmasin.

BANUATODAY.COM, BANJARMASIN - Pemerintah Kota Banjarmasin melalui Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPKBPM) menyelenggarakan Rembuk Stunting Kota Banjarmasin Tahun 2024, secara terpusat di Ballroom Rattan Inn, Selasa (23/04).

Kegiatan dibuka langsung oleh Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina dan turut dihadiri Wakil Walikota Arifin Noor, Sekdako Banjarmasin Ikhsan Budiman, Ketua TP PKK Kota Banjarmasin, Siti Wasilah, Kepala DPPKBPM, Helfian Noor, sejumlah Kepala SKPD, Camat beserta Lurah se-Kota Banjarmasin.

Rembuk stunting merupakan salah satu kegiatan untuk merumuskan tindaklanjut daru percepatan penurunan balita stunting. Agar perumusan hal tersebut tersampaikan dengan baik, maka diperlukan kegiatan musyawarah tingkat Kota melalui kegiatan rembuk stunting.

Pada kesempatan itu, Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina, menjelaskan langkah-langkah yang diambil dalam mengatasi permasalahan stunting di Kota Banjarmasin.

Menurut Wali Kota, pelaksanaan rembuk stunting ini penting untuk mengevaluasi dan pemberbarui data.

"Data terbaru stunting akan diupdate dalam Rakenas Kesehatan yang akan dilaksanakan dalam sehari dua ini di Jakarta. Kita berhasil menurunkan angka stunting dari 27% menjadi 22%. Itu data 2022 ke 2023, ada selisih 5%. Semoga sekarang ada penurunan lagi," katanya.

Dikatakan Ibnu Sina, angka stunting yang naik 0,1% menurut bocoran dari Kepala BKKBN dr Hasto Wardoyo menunjukan bahwa tantangan ini tidak mudah. Meskipun jumlah kasus stunting di Banjarmasin mengalami penurunan dari 1.300 ke 1.100, targetnya tahun ini turun menjadi 1.000.

Dalam upaya mengatasi stunting, kata Wali Kota, integrasi antara penanganan anak-anak stunting dengan pencegahan stunting sangat penting.

Salah satu cara yang dapat diambil, adalah dengan digitalisasi untuk melihat gambaran keseluruhan dari hulu ke hilir.

"Kami berharap angka stunting turun. Ini harus ada integrasi, termasuk di dalamnya digitalisasi supaya kita bisa melihat potret secara keseluruhan dai hulu ke hilir," katanya.

Ia juga menyoroti pentingnya asupan gizi yang sehat, terutama bagi anak-anak stunting. "Dalam program di Mantuil, anak-anak yang diberikan asupan gizi rutin oleh pendamping keluarga dapat menunjukan peningkatan pertumbuhan badan hingga 7 cm dalam 3 bulan," jelasnya.

Dalam pengawasab program tersebut, terdapat 700 petugas pendamping keluarga (TPK) untuk memastikan bantuan tepat sasaran.

Mereka (TPK) memiliki tanggung jawab memastikan bahwa bantuan gizi diberikan kepada yang membutuhkan.

Ditekankan juga, perlunya kerjasama lintas sektor dan provinsi dalam mengatasi pemasalahan stunting. (pem/sun)

Lebih baru Lebih lama