![]() |
SAMPAH - Menteri LH, Hanif Faisol Nurofiq, meninjau Bank Sampah Sekumpul didampingi Wabup Banjar Said Idrus Al-Habsyi.(Adpim Kalsel) |
BANUATODAY.COM, MARTAPURA - Menteri Lingkungan Hidup (LH), Hanif Faisol Nurofiq saat melakukan kunjungan kerjanya ke lokasi Bank Sampah Sekumpul, Kabupaten Banjar, Rabu (21/05) siang.
Dalam kunjungan ini, Menteri LH didampingi Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kalsel Hj. Fathimatuzzahra SHut MP, mewakili Gubernur H Muhidin.
Turut hadir pula Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga Pusat dan Daerah di KLHK/BPLH, Hanifa Dwi Nirwana, Wakil Bupati Banjar H. Said Idrus Al-Habsyie, serta sejumlah pejabat dari Kementerian LHK dan Pemerintah Kabupaten Banjar, termasuk Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Banjar.
Dalam wawancara dengan media, Menteri Hanif menegaskan bahwa pemerintah menargetkan penyelesaian pengelolaan sampah di Indonesia secara menyeluruh pada tahun 2029.
Target jangka menengah pada 2025 adalah pengelolaan sebesar 51,20 persen. Saat ini, baru sekitar 39 persen sampah yang berhasil dikelola dengan baik, sementara sisanya—sekitar 61 persen—masih dibuang sembarangan ke sungai, jalan, rawa, dan kolong rumah.
“Pemerintah menargetkan penyelesaian 100 persen pengelolaan sampah pada 2029. Untuk mencapainya, diperlukan kerja sama erat antara pemerintah pusat dan daerah, termasuk penghentian praktik open dumping dan penguatan inisiatif pengelolaan sampah,” ujar Hanif.
Menteri Hanif juga menyampaikan apresiasinya terhadap komitmen Pemerintah Kabupaten Banjar dalam membenahi pengelolaan sampah, terutama melalui TPA Cahaya Kencana yang dinilai menunjukkan kemajuan signifikan.
Selain itu, ia mengapresiasi keberhasilan Bank Sampah Induk Sekumpul dalam mengedukasi masyarakat terkait pemilahan dan pemanfaatan sampah menjadi produk bernilai ekonomi.
“Bank Sampah Induk Sekumpul bisa menjadi contoh baik dalam pengelolaan sampah di tingkat masyarakat. Negara-negara maju sudah menyelesaikan persoalan sampah sejak lama, kita pun bisa memulainya dari sekarang,” ujarnya.
Sementara itu, Dewi, pengelola Bank Sampah Induk Sekumpul, menjelaskan bahwa saat ini pihaknya telah memiliki sekitar 1.500 nasabah, melibatkan 15 desa dan puluhan sekolah.
“Kami ingin mengembangkan bank sampah ini menjadi industri. Saat ini, volume sampah yang dikelola masih berkisar 5 hingga 6 ton per bulan,” jelasnya.
Ia juga menyampaikan terima kasih atas bantuan satu unit mobil operasional pengangkut sampah dari CSR PT Adaro.
Usai meninjau Bank Sampah, rombongan melanjutkan kunjungan ke TPA Cahaya Kencana sebelum bertolak menuju TPA Basirih. (adp/ewa)