Trending

Sektor Jasa Keuangan Kalsel Tetap Stabil Meski Dinamika Global Meningkat

STABIL: Jasa Keuangan Kalsel terjaga stabil meski menghadapi tantangan dinamika global. - Foto Dok

BANUATODAY.COM, BANJAR – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kalimantan Selatan menyampaikan bahwa sektor jasa keuangan di wilayah tersebut tetap dalam kondisi stabil, meski sedang menghadapi tantangan akibat dinamika global yang meningkat, termasuk ketidakpastian kebijakan dagang internasional, Rabu (28/05/2025).

Dalam laporan terbarunya, OJK mencatat bahwa ekonomi Kalimantan Selatan tumbuh sebesar 4,81 persen pada Triwulan I 2025, sedikit di bawah pertumbuhan nasional sebesar 4,87 persen (yoy). Pertumbuhan serupa juga terlihat di provinsi lain di Kalimantan, menandakan ketahanan regional yang cukup kuat.

Di sektor perbankan, pertumbuhan kredit di Kalimantan mencapai 11,38 persen (yoy) pada Maret 2025, dengan total pinjaman sebesar Rp314,42 triliun. Rasio kredit bermasalah (NPL) masih terjaga di angka 2,21 persen (gross) dan 0,98 persen (nett), menunjukkan profil risiko yang relatif aman.

Kredit produktif mendominasi pembiayaan bank dengan porsi 61,04 persen dari total, didukung oleh lonjakan Kredit Investasi dan Kredit Modal Kerja masing-masing sebesar 24,92 persen dan 23,53 persen.

Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) juga menunjukkan pertumbuhan signifikan, terutama dari deposito yang naik 32,47 persen. Kota Banjarmasin masih mendominasi pengumpulan dana masyarakat dengan porsi 59,52 persen dari total DPK di provinsi ini.

Bank syariah juga mencatatkan pertumbuhan positif, dengan peningkatan aset, DPK, dan pembiayaan masing-masing sebesar 17,11 persen, 15,47 persen, dan 14,55 persen (yoy). Rasio pembiayaan terhadap dana pihak ketiga (FDR) mencapai 98,23 persen dengan kualitas pembiayaan yang baik.

Di sektor keuangan nonbank, pembiayaan oleh perusahaan pembiayaan naik 4,47 persen menjadi Rp62,41 triliun, dengan rasio pembiayaan bermasalah (NPF) terkendali di 2,08 persen. Untuk industri fintech P2P lending atau “Pindar,” pembiayaan naik 51,64 persen dengan risiko kredit yang menurun ke 1,74 persen.

Pasar modal mengalami penurunan nilai kepemilikan saham sebesar 13,62 persen, namun jumlah investor di Kalimantan Selatan justru meningkat dengan tambahan 64.234 investor baru hingga Maret 2025.

OJK juga terus memperkuat edukasi keuangan dan perlindungan konsumen. Sepanjang April 2025, sebanyak 3.290 orang telah mengikuti edukasi keuangan, sementara 5.138 permintaan akses data keuangan dilayani melalui SLIK. Selain itu, 1.400 layanan melalui Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen (APPK) juga dicatat, termasuk 138 pengaduan yang semuanya telah ditindaklanjuti.

OJK menegaskan bahwa sektor jasa keuangan Kalimantan Selatan saat ini masih cukup kuat dan resilien, serta terus memantau perkembangan global dan nasional secara aktif agar tetap dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dari daerah. (naz/fsl)

Lebih baru Lebih lama