Trending

Sektor Jasa Keuangan Kalsel Tetap Tumbuh Stabil, Kredit dan Saham Menguat di Tengah Tantangan Global

STABIL: Sektor Keuangan Kalsel terjaga stabil sepanjang paruh pertama 2025. - Foto Dok

BANUATODAY.COM, BANJARMASIN – Meski dihantam perlambatan ekonomi global dan dinamika geopolitik internasional, sektor jasa keuangan di Kalimantan Selatan tetap menunjukkan ketangguhan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kalimantan Selatan mencatat stabilitas dan kinerja positif pada sektor perbankan, pasar modal, dan lembaga keuangan lainnya sepanjang paruh pertama 2025.

Kepala OJK Kalsel, Agus Maiyo, menyampaikan bahwa sektor perbankan konvensional berhasil mempertahankan pertumbuhan intermediasi dengan tingkat risiko yang terkendali. “Per Mei 2025, pertumbuhan kredit mencapai 20,84 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), dengan nilai outstanding sebesar Rp81,3 triliun,” ungkapnya dalam Media Update bersama Forum Wartawan Ekonomi Kalsel, Selasa (29/7/2025).

Peningkatan kredit paling menonjol terjadi pada sektor investasi yang melonjak hingga 54,12% yoy menjadi Rp22,82 triliun. Dari sisi wilayah, Kota Banjarmasin menyumbang porsi terbesar penyaluran kredit, yakni Rp52,96 triliun atau 65,17% dari total. Sementara itu, kredit produktif mendominasi dengan komposisi 61,76%.

Pembiayaan untuk UMKM juga mencatat tren positif. Tercatat kenaikan 20,74% yoy menjadi Rp23,32 triliun, dengan kontribusi terbesar berasal dari sektor transportasi sebesar Rp1,67 triliun. Ini merupakan rebound signifikan dari April 2025 yang sempat minus 2,12%.

Di sisi Dana Pihak Ketiga (DPK), terjadi kenaikan sebesar 3,52% yoy menjadi Rp405,12 triliun. Deposito menjadi pendorong utama dengan pertumbuhan 27,19% yoy. Kota Banjarmasin tetap menjadi kontributor terbesar dengan DPK sebesar Rp54,68 triliun atau 58,11% dari total DPK wilayah.

Kinerja perbankan syariah juga tak kalah solid. Aset tumbuh 11,77%, DPK naik 7,42%, dan pembiayaan meningkat 11,51% yoy. Indikator kesehatan juga terjaga dengan FDR sebesar 106,31% dan rasio pembiayaan bermasalah (NPF) nett hanya 0,58%.

Sementara di sektor pasar modal, nilai kepemilikan saham masyarakat Kalsel meningkat tajam 106,73% yoy menjadi Rp180,79 triliun. Nilai transaksi saham tercatat sebesar Rp1,33 triliun, dan indeks harga saham naik 6,84% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Namun, sektor Pembiayaan, Modal Ventura, dan Lembaga Keuangan Mikro (PVML) mengalami tekanan, dengan piutang pembiayaan turun 1,55% menjadi Rp11,83 triliun. Meski begitu, sektor layanan pendanaan berbasis teknologi (pinjaman online) mencatatkan lonjakan pertumbuhan hingga 44,90% yoy dengan nilai pinjaman Rp917 miliar. Rasio risiko kredit (TWP90) tercatat 2,36%, masih di bawah rata-rata nasional sebesar 2,93%.

Dalam hal edukasi dan perlindungan konsumen, OJK Kalsel terus aktif menjangkau masyarakat. Sebanyak 37 kegiatan edukasi keuangan telah dilakukan di 10 kabupaten/kota dengan total 6.432 peserta, menyasar pelajar, mahasiswa, ASN, hingga masyarakat umum. Program literasi menekankan kewaspadaan terhadap keuangan ilegal dan manajemen keuangan yang sehat.

Program inklusi seperti KEJAR (Satu Rekening Satu Pelajar), Kredit/Pembiayaan Melawan Rentenir (K/PMR), dan Laku Pandai juga terus dijalankan. Hingga triwulan II 2025, terdapat 3.231 nasabah baru KEJAR, 275 debitur K/PMR dengan nilai kredit Rp1,68 miliar, dan 3 agen Laku Pandai dari bank konvensional.

Selain itu, OJK Kalsel juga menangani 7.742 permintaan layanan informasi debitur (SLIK) dan 255 pengaduan melalui aplikasi APPK, dengan isu terbanyak menyangkut layanan SLIK, pinjaman online, dan perusahaan pembiayaan.

Sebagai bentuk perlindungan konsumen, OJK mendukung penuh Satgas PASTI dalam pemberantasan aktivitas keuangan ilegal serta mendorong edukasi tentang Indonesia Anti-Scam Centre (IASC) kepada komunitas dan instansi terkait di seluruh Kalsel.

“OJK berkomitmen menjaga stabilitas industri keuangan daerah dan terus melindungi masyarakat dari potensi risiko,” tutup Agus Maiyo. (naz/fsl)

Lebih baru Lebih lama