![]() |
| JABATAN: Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko Jasa Raharja, Harwan Muldidarmawan - Foto Dok |
BANUATODAY.COM, JAKARTA - Sebagai wujud komitmen terhadap penerapan Business Continuity Management System (BCMS) berstandar internasional, PT Jasa Raharja kembali menjalani Audit Surveillance ISO 22301:2019 yang dilaksanakan oleh British Standards Institution (BSI) pada 3–5 November 2025.
Audit ini bertujuan memastikan efektivitas sistem keberlangsungan usaha di seluruh unit kerja, sekaligus mengukur tingkat kesiapan perusahaan dalam menghadapi potensi gangguan operasional agar layanan publik tetap berjalan optimal dalam kondisi apa pun.
BACA JUGA: Hadapi Bencana Batingsor, Sekdaprov Kalsel Minta Tingkatkan Kewaspadaan
Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko Jasa Raharja, Harwan Muldidarmawan, menjelaskan bahwa penerapan BCMS yang efektif merupakan bagian penting dalam menjaga keberlanjutan perusahaan berbasis prinsip Environmental, Social, Governance, Risk Management, and Compliance (ESGRC), khususnya dalam mengantisipasi potensi risiko yang dapat menghambat operasional.
“Selain sebagai bentuk pemenuhan standar, audit ini juga menjadi refleksi budaya kesiapsiagaan yang terus kami bangun di seluruh lini organisasi. Dengan dukungan manajemen puncak dan tim kerja BCMS lintas divisi, Jasa Raharja memastikan kesiapan penuh dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat,” ujar Harwan.
Selama tiga hari pelaksanaan, audit dilakukan melalui proses wawancara, telaah dokumen, observasi simulasi, serta verifikasi implementasi BCMS di berbagai proses bisnis kritikal perusahaan. Tim auditor BSI juga menilai kesiapan Jasa Raharja dalam menghadapi potensi gangguan yang bersumber dari faktor manusia, proses bisnis, teknologi informasi, maupun infrastruktur pendukung, termasuk jika terjadi bencana alam.
Audit kali ini dilakukan secara hybrid (onsite dan online), mencakup kantor pusat dan beberapa kantor wilayah seperti Kalimantan Timur dan Sulawesi Tengah. Penilaian difokuskan pada tujuh aspek utama penerapan BCMS, mulai dari kebijakan dan komitmen manajemen, analisis dampak bisnis dan risiko, strategi keberlangsungan usaha, hingga pengujian sistem, peningkatan kesadaran, serta evaluasi berkelanjutan.
Hasil audit menunjukkan pencapaian menggembirakan — tanpa temuan (zero finding) dari auditor BSI. Dengan hasil tersebut, sertifikasi ISO 22301:2019 BCMS Jasa Raharja dinyatakan tetap berlaku dan diperpanjang hingga 23 Januari 2028.
“Keberhasilan mempertahankan sertifikasi ini menegaskan bahwa Jasa Raharja memiliki sistem keberlangsungan usaha yang tangguh, terukur, dan mampu menjamin kesinambungan layanan publik dalam situasi apa pun,” ungkap Harwan.
BACA JUGA: Peran Besar Pers sebagai Jembatan Komunikasi antara Pemerintah dan Masyarakat Sangat Diperlukan
Ia menambahkan, capaian zero finding tersebut menjadi bukti nyata atas konsistensi penerapan prinsip continuous improvement di lingkungan Jasa Raharja. Melalui tinjauan berkala, pelatihan, simulasi tanggap darurat, hingga pengujian sistem dari Data Center ke Disaster Recovery Center, perusahaan terus memperkuat kapasitas dan ketahanan organisasinya.
Dengan perpanjangan sertifikasi ISO 22301:2019 hingga tahun 2028, Jasa Raharja semakin menegaskan posisinya sebagai BUMN yang tangguh, adaptif, dan berkomitmen tinggi terhadap keberlangsungan usaha serta pelayanan publik yang andal dan berkelanjutan.
Sumber: Jasa Raharja

