Trending

Disbunnak Kalsel Harapkan Media Sebarluaskan Program Prioritas Pemerintah

SOSIALISASI - Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Provinsi Kalimantan Selatan menyelenggarakan Sosialisasi Program dan Kegiatan Prioritas Tahun 2025 sampai dengan 2029 bersama awak media.(Media center)

BANUATODAY.COM, BANJARBARU - Media sangat berperan dalam menyebarluarkan program prioritas pemerintah.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Provinsi Kalimantan Selatan, Suparmi, saat Sosialisasi Program dan Kegiatan Prioritas Tahun 2025 sampai dengan 2029.  

“Ini teman-teman, kalau memang ada medsos, kami persilakan untuk dapat mencopy dan memberitakan bahwa program dan kegiatan Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan selama tahun 2025 sampai 2029 ini adalah program prioritas daerah,” ujar Suparmi.

Suparmi menjelaskan bahwa tahun 2025 merupakan tahun pertama pelaksanaan dari rangkaian program prioritas tersebut. 

Meski begitu, arah kebijakan tidak jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, karena seluruh program Disbunnak bersifat berkelanjutan.

Salah satu fokus utama yang kembali diekspos tahun ini adalah peningkatan produksi daging merah. 

Kalsel masih mengalami kekurangan daging sapi, sehingga peningkatan produksi menjadi bagian penting dari upaya mendukung swasembada protein nasional.

“Kalsel masih kekurangan daging merah. Karena itu, program kami tetap mendukung peningkatan produksi daging sapi sebagai upaya mendukung swasembada protein nasional,” jelasnya.

Salah satu program strategis yang kini berjalan adalah Program Percepatan Pengembangan Peternakan Sapi Berkelanjutan Terintegrasi Perkebunan, Tanaman Pangan, Kehutanan, dan Pertambangan, yang telah dicanangkan sejak Agustus lalu bertepatan dengan Hari Jadi Kalsel.

Program ini merupakan lanjutan dari Sistem Integrasi Kelapa Sawit Sapi yang telah menjadi model kemitraan nasional antara usaha inti dan plasma. 

Karena melibatkan banyak sektor strategis, Disbunnak berupaya mengangkat peran seluruh entitas terkait agar pembangunan berjalan lebih komprehensif.

“Kami rangkul sektor perkebunan, tanaman pangan, kehutanan, bahkan pertambangan. Semua kami libatkan untuk mendukung percepatan swasembada protein di Kalimantan Selatan,” tegas Suparmi.

Di sektor kehutanan, sejumlah pemegang izin telah mengembangkan peternakan sapi. 

Sementara di sektor pertambangan, perusahaan seperti Antang Gunung Meratus dan Adaro juga berperan aktif dalam pengembangan sapi di wilayah Kalsel.

Program integrasi sawit sapi di Kalsel telah ditetapkan sebagai pilot project Kementerian Pertanian dan menjadi role model bagi provinsi lain. 

Salah satunya ditunjuk pada perusahaan perkebunan PTPN Tanjung Laut, yang menjadi lokus pengembangan integrasi melalui skema pendanaan dana antara.

Skema investasi ini memadukan perkebunan kelapa sawit dengan komoditas pendukung berupa peternakan sapi, yang dinilai mampu mendukung ketahanan pangan, ketahanan energi, dan pemenuhan kebutuhan program makan bergizi berbasis protein.

“Alhamdulillah, Kalsel sudah menjadi role model nasional. Pengembangan peternakan sapi untuk ketahanan pangan, energi, dan mendukung Makan Bergizi Gratis sudah mendapat perhatian penuh dari Kementerian Pertanian, dan Kalsel menjadi provinsi contoh yang akan ditiru daerah lain,” ungkap Suparmi.

Melalui pendekatan lintas sektor, Disbunnak optimistis bahwa percepatan peningkatan produksi daging merah akan berjalan efektif. 

Terlebih program ini sudah berjalan dan menunjukkan dampak positif di lapangan, khususnya dalam integrasi usaha peternakan dengan perusahaan perkebunan dan tambang.

Kegiatan sosialisasi diakhiri dengan diskusi bersama media. 

Suparmi berharap insan pers menjadi mitra strategis dalam menyampaikan informasi progres pembangunan peternakan dan perkebunan kepada masyarakat Banua. (mc/ewa)

Lebih baru Lebih lama