![]() |
| KOMITMEN: Ketua Komisi IV DPRD Kalsel, Jihan Hanifa tegaskan komitmen DPRD Kalsel mengenai perlindungan perempuan dan anak - Foto DPRD Kalsel |
BANUATODAY.COM, BANJAR - Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Kalimantan Selatan, Jihan Hanifa, kembali menegaskan komitmennya terhadap perlindungan perempuan dan anak saat menghadiri Seminar Nasional bertema “Peningkatan Kesadaran Pencegahan Kekerasan Seksual pada Perempuan dan Anak” yang dilaksanakan di Aula Bukit Bintang, Karang Intan, Kabupaten Banjar, Sabtu (29/11) pagi.
Kegiatan yang digelar oleh Dispora Kalsel bersama Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah Kalsel tersebut menjadi kesempatan bagi Jihan untuk kembali menekankan peran DPRD dalam memperkuat regulasi, meningkatkan edukasi masyarakat, serta memperkuat pengawasan di lapangan untuk mencegah berbagai bentuk kekerasan.
Dalam sambutannya, ia menyoroti meningkatnya kasus perundungan dan kekerasan yang terjadi di lingkungan pendidikan, yang kini menjadi perhatian serius banyak pihak.
“Kasus kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak tidak hanya menghancurkan masa depan korban, tetapi juga mengancam kualitas generasi bangsa,” ujar Jihan.
Ia menjelaskan bahwa Komisi IV DPRD Kalsel terus mendorong optimalisasi regulasi dan layanan perlindungan hingga ke tingkat desa, memastikan masyarakat mendapatkan akses pendampingan dan penanganan yang memadai.
Jihan menambahkan bahwa DPRD tidak hanya berperan membuat aturan, namun juga aktif memastikan setiap kasus mendapatkan penanganan serius, pendampingan psikososial, koordinasi dengan aparat, dan layanan yang mudah dijangkau masyarakat.
Ia berharap seluruh elemen masyarakat semakin berani melapor, meningkatkan kesadaran bersama, dan aktif mengedukasi lingkungan sekitar untuk mencegah kekerasan.
Dalam kesempatan yang sama, Kabid PPA DP3AKB Kalsel, M. Pandu Aksana, menekankan pentingnya kewaspadaan masyarakat dan penguatan jalur pengaduan sebagai kunci memutus mata rantai kekerasan seksual.
Sementara itu, Anggota KPAI, Dr. Diyah Pusptarini, M.Pd, yang hadir melalui Zoom, mengingatkan pentingnya literasi digital, pengawasan keluarga, dan pendidikan karakter untuk menghadapi isu kekerasan seksual yang semakin kompleks. (naz/fsl)

