Trending

Kinerja Sektor Jasa Keuangan Kalsel Stabil, Risiko Tetap Terkendali

STABIL: Kinerja lembaga jasa keuangan wilayah Kalsel pada Triwulan III 2025 terjaga stabil - Foto Dok

BANUATODAY.COM, BANJARMASIN - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kalimantan Selatan melaporkan bahwa kinerja lembaga jasa keuangan di wilayah Kalsel sepanjang Oktober 2025 berada dalam kondisi stabil dengan tingkat risiko yang tetap terjaga. Hal ini disampaikan melalui siaran pers resmi OJK pada 10 Desember 2025. 

Perekonomian Kalimantan Selatan pada Triwulan III 2025 tumbuh 5,19 persen (yoy). Meski sedikit melambat dibanding triwulan sebelumnya, tiga sektor utama masih menjadi penopang PDRB, yakni Pertambangan, Pertanian, dan Industri Pengolahan.

Kepala OJK Provinsi Kalimantan Selatan, Agus Maiyo, menyampaikan bahwa kondisi tersebut menunjukkan daya tahan ekonomi daerah yang tetap kuat. 

“Pergerakan ekonomi Kalsel masih solid. Meskipun berada dalam fase moderasi, seluruh indikator utama tetap menunjukkan ketahanan yang baik sehingga mendukung stabilitas sektor jasa keuangan,” ujarnya.

Total kredit perbankan pada Oktober 2025 mencapai Rp82,13 triliun, tumbuh 6,91 persen yoy dengan rasio NPL gross tetap terjaga di 2,58 persen. Kredit investasi menjadi pendorong utama dengan kenaikan 23,06 persen, diikuti kredit konsumsi yang naik 6,40 persen.  

Agus Maiyo menegaskan bahwa kualitas kredit di daerah masih dalam batas aman. 

“Likuiditas perbankan sangat memadai dan NPL tetap terkendali. Ini menunjukkan sektor perbankan di Kalsel dikelola secara hati-hati dan responsif menghadapi dinamika ekonomi,” jelasnya. 

Kota Banjarmasin tercatat sebagai pusat penyaluran Kredit Investasi terbesar, menguasai 65,59 persen atau Rp53,86 triliun. 

Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 6,83 persen yoy, dengan kontribusi terbesar berasal dari deposito yang naik 12,82 persen. Pangsa DPK tertinggi berada di Kota Banjarmasin sebanyak Rp59,8 triliun.

Sementara itu, sektor perbankan syariah juga mencatatkan kinerja positif dengan kenaikan pembiayaan 8,14 persen yoy, disertai NPF gross yang rendah di angka 2,06 persen.

Agus Maiyo menyebutkan bahwa pertumbuhan sektor syariah menjadi salah satu penopang inklusi keuangan. 

“Perbankan syariah terus menunjukkan pertumbuhan yang sehat. Ini mengonfirmasi meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap layanan keuangan yang sesuai prinsip syariah,” katanya. 

Nilai kepemilikan saham investor Kalimantan Selatan pada Agustus 2025 naik 33,42 persen yoy, sementara jumlah investor (SID) tumbuh 23,49 persen menjadi 210.338. Pertumbuhan ini disertai lonjakan nilai transaksi sebesar 72,25 persen.

Sebagian besar sektor Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) mencatat kinerja menggembirakan. Modal ventura tumbuh 8,83 persen, aset dana pensiun naik 9,81 persen, dan pembiayaan pinjaman daring melesat 40,51 persen. Industri pergadaian bahkan tumbuh sangat tinggi, mencapai 61,59 persen yoy.

OJK Kalsel melaksanakan 88 kegiatan edukasi sepanjang 2025, menjangkau lebih dari 18 ribu peserta. Selain itu, layanan SLIK mencapai 14.487 permintaan, mayoritas melalui walk-in.

Pengaduan konsumen mencapai 520 kasus, dengan sektor terbanyak berasal dari Bank Umum (38 persen), fintech lending (36 persen), dan perusahaan pembiayaan (19 persen).

Menutup laporannya, Agus Maiyo menegaskan komitmen OJK dalam menjaga stabilitas dan perlindungan konsumen di Kalsel. 

“OJK terus memperkuat pengawasan, edukasi, dan koordinasi dengan seluruh pelaku industri agar stabilitas sektor jasa keuangan dapat terus terjaga dan masyarakat semakin terlindungi,” pungkasnya. 
(naz/fsl)

Lebih baru Lebih lama