Trending

1,5 Ton Ikan Dalam Keramba di Riam Kanan Ditemukan Mati, Diduga Akibat Air Surut

 

MATI - Ikan dalam keramba di Sungai Riam Kanan ditemukan mati. (Damkar News)

BANUATODAY.COM, BANJAR - Sedikitnya 1,5 ton ikan dalam keramba ditemukan mati.

Matinya ribuan ekor ikan itu, diduga akibat air sungai Riam Kanan menyurut, ditandai dengan perubahan warna.

Diperkirakan ikan kekurangan oksigen akibat menyusutnya debit air, Kamis (12/6/2025) pagi.

Mustofa Kamal, salah satu pebudidaya ikan keramba di Desa Mali-Mali, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar, mengatakan mengalami kerugian mencapai Rp50 juta. 

Dia mengatakan, mengetahui ikan-ikan di keramba mati pada Rabu (11/6).

“Tidak semuanya mati, tapi lumayan banyak juga. Mungkin akibat kekurangan oksigen," ujarnya.

Ditambahkan dia, ikan di keramba baru berusia tiga bulan.

Dia berharap, pemerintah bisa mengalirkan air Riam Kanan ke sungai agar ikan di keramba yang masih hidup bisa bertahan dengan mendapatkan oksigen yang cukup. 

Hal yang sama dialami Khalisah, juga rugi puluhan juta rupiah. 

“Baru kemarin ikannya mati, namun tidak semuanya, karena air sungai surut dan tidak mengalir, dan sekitar satu bulan lagi akan dipanen. Mudah-mudahan tidak semuanya mati,” ujar Khalisiah dengan wajah lirih.

Dinas Ketahanan Pangan Dan Perikanan Kabupaten Banjar, melalui Kepala Bidang Perikanan Bandi Chairullah, mengatakan, pihaknya jauh-jauh hari sudah meperingatkan kepada pebudidaya keramba, bahwa tentang acaman cuaca ekstrim tidak menentu selama ini.

“Kami mengimbau tidak hanya melalui Radio maupun media sosial, bahkan kami langsung turun langsung kelapangan melalui kelompok – kelompok pebudidaya ikan yang ada di Karang Intan ini,” ungkapnya, Kamis (12/6/2025) siang.

Dia mengakui, banyaknya ikan yang mati diakibatkan dengan adanya penurunan debit air Sungai Riam Kanan ini yang hampir mencapai dua meter.

“Alhamdulillah, hari ini sudah ada kenaikan debit air sungai sekitar satu meter didaerah Sungai Landas, Sungai Arfat dan sekitarnya,” tambah Bandi.

Bandi juga mengatakan, kematian ikan tersebut juga diakibatkan Dissolved Oxygen (DO), rendahnya oksigen yang diserap ikan, sehingga ikan mati.

“Rata-rata DO tersebut 0,8 mg/L, 1 mg/L dan ada 1,2 mg/L sampai 1,5 mg/L. itu merupakan indikator penyebab ikan-kan tersebut mati,” katanya.

Ditambah lagi, jelasnya, terlalu padat isi ikan yang ada didalam keramba tersebut, sehingga ikan-kan mengalami kekurangan oksigen, tidak bisa bernapas leluasa.

“Estimasi ikan-ikan yang mati sampai hari ini mencapai 1,5 ton, harapannya kepada stakeholder terkait untuk mendukung, dan memberikan edukasi dan menjalankan himbauan-himbauan terhadap pebudidaya ikan keramba yang ada di Kecamatan Karang Intan ini, dengan cara arif dan bijaksana,” pungkasnya. (net/ewa)

Lebih baru Lebih lama