Trending

BI Launching SIAP QRIS di Duta Mall Banjarmasin

LAUNCHING : KPW BI Kalsel saat melaunching Implementasi SIAP QRIS Duta Mall dan Kick Off Perluasan Implementasi SIAP QRIS di Kalsel - Foto Dok


BANUATODAY.COM, BANJARMASIN - Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalsel terus bergerak dalam rangka mendorong percepatan transaksi non tunai oleh masyarakat Banua.

Langkah konkritnya terbaru adalah dengan Melaunching Implementasi SIAP QRIS Duta Mall dan Kick Off Perluasan Implementasi SIAP QRIS di Kalsel, Sabtu (4/6/2022) lalu di Duta Mall Banjarmasin.

“Tujuan kegiatan hari ini adalah untuk mendorong implementasi penggunaan QRIS pada transaksi ritel yang berada di Pusat Perbelanjaan Modern atau di Pasar Modern. Kegiatan Sehat Inovatif Aman Pakai atau SIAP QRIS kali ini juga merupakan program kolaborasi antara BI dengan Kementerian Perdagangan untuk mendukung perluasan dan peningkatan transaksi non tunai melalui pemanfaatan QRIS,” tegas Kepala Perwakilan BI Provinsi Kalsel Imam Subarkah.

Penyelenggaraan kegiatan pada hari ini merupakan bentuk nyata dari sinergi program SIAP QRIS yang terjalin antara Bank Indonesia dengan PJP dalam hal ini salah satunya adalah Bank Mandiri dalam mendorong perluasan akseptasi pembayaran digital masyarakat melalui pemanfaatan pembayaran digital menggunakan QRIS di Duta Mall. 

“Implementasi SIAP QRIS di Duta Mall tidak hanya menyasar pada merchant saja, namun juga kami mendorong penggunaan QRIS pada pembayaran parkir serta sarana dan prasarana umum lainnya semisal infak atau donasi di Masjid,” tambahnya.

Selain pada pusat perbelanjaan modern atau pasar modern, program SIAP QRIS ini juga menyasar implementasi di Pasar-Pasar Tradisional. Pada area Kalsel di tahun 2022 ditargetkan sebanyak 7 pasar tradisional yang akan mengimplementasikan SIAP QRIS. 

“Sampai dengan bulan Mei 2022, telah dilaksanakan SIAP QRIS di 1 pasar yaitu Pasar Permata CBS Martapura. Jumlah capaian ini akan terus didorong dengan kolaborasi bersama Dinas Perdagangan ataupun PD Pasar serta PJP terkait,” timpalnya lagi.

Dilaporkannya juga sampai dengan Mei 2022 jumlah merchant QRIS di Kalsel mencapai sekitar 203 ribu merchant atau pedagang. Dengan sebaran merchant tertinggi ada di Kota Banjarmasin yaitu sebesar 86.810 merchant (42,6%) disusul dengan Kota Banjarbaru sebanyak 23.753 merchant (11,66%). Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat, seiring dengan implementasi SIAP QRIS yang akan terus di dorong.

“Perluasan implementasi merchant QRIS ini juga diharapkan dapat mendorong pencapaian target 15 juta pengguna merchant baru secara nasional. Sampai dengan posisi April 2022, jumlah pengguna QRIS di wilayah Kalsel sudah mencapai 151.466 pengguna. Jumlah tersebut mengalami kenaikan sebesar 35,25% dari posisi awal tahun 2022. Diharapkan dengan berbagai program yang diterapkan, target 300.000 pengguna di akhir tahun 2022 dapat dicapai,” harapnya.

Menunjuk data transaksi yang menggunakan QRIS, sampai dengan posisi Maret 2022 terdapat 495.536 transaksi dengan nilai nominal mencapai 29,2 Milyar Rupiah. Transaksi terbesar didominasi oleh transaksi pada usaha mikro yaitu sebesar 45,2% dari keseluruhan transaksi. 

“Hal ini semakin menunjukkan adanya optimisme untuk terus mendorong perluasan Implementasi QRIS pada pasar-pasar tradisional dan transaksi ritel lainnya,” bebernya.

Implementasi QRIS ini juga tidak hanya terbatas pada penggunaannya pada sektor ritel saja, seperti untuk UMKM, pedagang di pasar tradisional dan pasar modern, namun juga dapat dimanfaatkan untuk mendukung program digitalisasi Transaksi Pemerintah Daerah pada sisi pendapatan dari pembayaran pajak dan juga retribusi. Perluasan penggunaan QRIS ini juga nantinya dapat berpengaruh terhadap nilai Indeks Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (IETPD).

IETPD ini juga akan menjadi salah satu indikator yang digunakan dalam penilaian championship TP2DD yang mulai dilakukan pada tahun 2022 atas kinerja yang dilakukan pada tahun 2021.

“Tantangan terbesar dalam perluasan implementasi ini, adalah masih belum meratanya pemahaman terkait dengan QRIS bagi masyarakat dan juga masih belum luasnya akseptansi QRIS di wilayah Kalsel. Oleh karena itu, mohon bantuan dari PJP yang ada di Kalsel untuk terus mendorong edukasi QRIS di masyarakat atau komunitas komunitas,” tuturnya. (rls/fsl)

Lebih baru Lebih lama